Rezeki dan Diri Kita

9 10 2008

Seringkali aku mendengar celoteh orang-orang disekitarku, mereka berkata “Hidup itu sulit, makanya jangan di peruslit lagi” atau “Hidup itu banyak masalah, matipun juga masalah”.

yang jadi pertanyaannya skr, mengapa hidup ini dianggap sulit atau knp hitup itu dibuat sedemikian bermasalah?ya gak tau…:D mikir weh olangan (bhs:sunda). setiap hari kita melihat makhluk Allah yang lain tampak bahagia menjalani hidupnya. burung yang berkicau di pagi hari tampak selalu bahagia, tak pernah kita mendengar burung yang berkicau dgn nada sedih. ikan-ikan di lautan, sungai, kolam bahkan di Aquarium sekalipun tampak bahagia menjalani kehidupannya. lantas manusia kebanyakan hidup selalu sedih & tertekan?sebagian menagnggap hidup itu sulit.tau kenapa?

Allah SWT menciptakan setiap makhluk telah sempurna dengan pembagian rezeki & jalan kehidupan yg akan di jalaninya. Tidak ada satu pun yang akan dibiarkannya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencari & menjalaninya. lebih lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar materi. Ilmu, kesehatan, ketenangan hati, mendapatkan pasangan hidup yg soleh/solehah, keturunan, anggota keluarga yg sehat walafiat, naik jabatan, persaudaraan, lulus pendidikan,ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding nilai materi.

banyak orang yg tidak mengerti dgn rezeki yg telah diterimanya.”knp rezeki saya sedikit, knp saya dapet cuman segini, pdahal saya sudah mati2an kerja tp hasilnya cuman segini, knp saya sllu rugi/gagal dlm berbisnis, knp saya sllu gelisah,dll. banyak sebabnya, bisa jd cara mencarinya yg blom maksimal, kurang profesional atau secara kasat mata ada sebab mungkin Allah Ta’ala, “menunda” rezeki yg bersangkutan. sebab terakhir inilah yg hendaknya senantiasa kita sadari.

Allah Ta’ala adalah dzat pemilik sekaligus pembagi rezeki. tidak ada setetes air atau secuil makanan yg masuk ke tenggorokan kita kecuali atas karunianya. oleh sebab itu, jika Allah Ta’ala sampai menahan rezeki manusia pasti ada sebab yang salah pd manusia tersebut dlm proses mendpatkannya, setidaknya ada 5 sebab yang menghalangi di tahannya rezeki;

Pertama, Hilangnya sifat tawakal dlm diri seseorang.tawakal adalah meletakkan pergantungan hati kepada Allah semata-mata, tidak pada diri, harta atau pada siapa saja.dia trlalu yakin kepada kekuatan dirinya untuk dapat rezeki sebab badan masih kuat memberi rezeki atau manusia tersebut terlalu yakin kpd orang yg memberi bantuan rizki padanya, dia tidak bimbang dengan rezekinya. dirinya yakin dgn kekuatan diri & orang lain yg memberi rezeki kepadanya,Dia lupa Allah yang memberi kuasa, Allah yang memberi rezeki.ia berusaha namun usaha yang dilakukannya tidak dikaitkan dengan Allah. Padahal Allah itu sesuai prasangka hambaNya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukanlah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS. Ath-Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR. Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, do’a minta hujan isinya adalah permintaan tobat, do’a Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula do’a memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan, dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dan sebagainya akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah, serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat,pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Al-Qur’an, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS. Al-Baqarah [2] : 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezekiNya untuk kita. Aamiin.


Aksi

Information

2 responses

29 10 2008
arvi

Ketika rizki hanya diidentikan dengan materi duniawi..
ya itulah yang terjadi… selalu merasa kurang dengan apa yang diperoleh.
Padahal bila melihat apa yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kita, maka terkejutlah kita.
Begitu banyaknya rizki yang telah Ia karuniakan pada kita, makhluk yang hanya sedikit sekali bersyukur ini..
Berapa biaya yang harus kita keluarkan jika hanya untuk bernafas saja kita harus membayar???
Subhanallah, maha suci Allah dari mendzalimi hambaNya.
Lihatlah, Ia memberi oksigen (udara) Cuma2 pada kita, makhluk yang hanya sedikit sekali bersyukur ini..
Kemudian lihatlah KTP-mu…. nikmat terbesar adalah kita dalam keadaan berIslam.
Barang siapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, tak dapat seorangpun yang dapat menyesatkannya.
Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, tak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk
Maka, sudahkah kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan ini???
Sudahkah kita bersyukur atas segala rizki yang Allah limpahkan pada kita???
– sekali lagi- makhluk yang hanya sedikit bersyukur ini…..
Katakanlah, “ Sesungguhnya TuhanKu melapangkan Rizki bagi siapa yang DikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang DikehendakiNya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rizki yang sebaik-baiknya” (saba(34):39)

2 11 2008
cyberiqro

mba arvi yg baik..matunurwun sewu ingih,. dah mampir ke blog ku yg reot ini, smoga gak kapok…isinya blom banyak, maklum masih belajar nulis. komen2 selanjutnya..:) trim’s

Tinggalkan komentar